Jumat, 01 Oktober 2010
Pagi itu aku sedang duduk manis diruang kerjaku sambil memikirkan nasib pekerjaanku yang sudah 18 tahun mengabdi jadi PNS tapi garis tangannya masih tetap harus berada di puskesmas yang indah ini.Tiba-tiba aku dikejutkan oleh sebuah ketukan pintu yang cukup keras.. membuyarkan lamunanku yang ngelantur kemana-mana.Kemudian masuklah salah seorang rekan kerjaku mengatakan kalau ada pasien yang komplain,bergegas aku keluar.Diluar sudah menunggu seorang bapak yang berusia kurang lebih 60 tahun beserta sang istri.Aku kemudian menanyakan apa yang mereka keluhkan,sang bapak selanjutnya mengeluarkan uneg-unegnya yang kata sang istri sejak semalam telah dipendamnya sampai-sampai beliau tidak bisa tidur semalaman.Si bapak tersebut mempermasalahkan biaya yang telah dikeluarkannya untuk sejumlah pemeriksaan laboratorium yang diberikan oleh dokter puskesmas.Oh ya si bapak dan ibu tersebut adalah calon peserta haji yang alhamdulillah dapat berangkat tahun ini karena mendapat kuota tambahan. Aku mendengarkan dengan saksama apa yang disampaikan oleh si bapak sambil memberikan beberapa penjelasan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.Akan tetapi si bapak masih belum bisa menerima penjelasan yang kusampaikan. Selanjutnya aku memutuskan untuk melakukan cek and ricek ke dokter yang memeriksanya dan merujuknya, dokter kemudian menjelaskan panjang lebar tentang mengapa pemeriksaan laboratorium si bapak harus lengkap mengingat riwayat penyakit yang pernah diderita si bapak tersebut. Dan lagi-lagi si bapak tetap tidak mau tau dan tidak mau mengerti akan keadaan yang harus seperti itu.Yang bapak tersebut inginkan adalah dia tidak perlu mengeluarkan uang sebanyak itu untuk pemeriksaan laboratorium sebanyak itu pula.Rasa marah mulai muncul dikepalaku karena si bapak tidak bisa menerima penjelasan kami padahal sebagai pemberi pelayanan kami tetap harus menampilkan senyum terbaik kami. Kepala boleh panas tapi hati tetap dingin, mungkin pepatah tersebut yang perlu diterapkan saat itu. Karena melihat si bapak tetap ngotot dengan pendapatnya aku lantas memutuskan untuk mengembalikan kira-kira berapa kelebihan uang yang dikeluarkan si bapak tersebut dengan pertimbangan masalah cepat selesai dan si bapak bisa tenang berangkat haji.Selanjutnya aku segera masuk keruanganku kembali untuk sekedar meredam emosi yang sempat memuncak tadi dan tanpa kuduga si ibu masuk ke ruanganku untuk mengembalikan uang yang telah kukeluarkan tadi dari dompetnya dengan mengatakan untung aku bisa mengerti apa yang diinginkan suaminya dan menyuruh merahasiakan apa yang dilakukannya kepada suaminya. Dari intermesso tadi aku sempat tercenung dan merenung bukankah jika kita telah sanggup memenuhi panggilanNya ke tanah suci segala urusan dunia kita tinggalkan sejenak,segala tingkah laku kita seharusnya sudah lebih baik daripada orang orang belum mendapat panggilan penuh berkah tersebut,segala kesabaran kita juga sudah benar-benar teruji.Mungkin karena itulah Rasulullah ketika ditanya oleh sahabat mengatakan bahwa diantara ribuan orang yang melakukan ibadah haji hanya seorang diterima hajinya padahal orang tersebut tidak berangkat ke tanah suci. Selamat menunaikan ibadah haji semoga menjadi haji yang mabrur amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar