Powered By Blogger

Rabu, 29 September 2010

Berbagi cerita

Kurang lebih 2 bulan yang lalu anak laki-laki ku menderita panas tinggi panasnya berkisar antara 38 smpai 39 derajat celcius dikasih obat penurun panas turunnya hanya beberapa jam panasnya kemudian naik lagi.Keesokannya harinya aku membawa anakku ke puskesmas dan diberikan obat oleh dokter di puskesmas akan tetapi sampai keesokan panasnya masih saja tinggi.Aku kemudian berinisiatif melakukan pemeriksaan laboratorium antar lain pemeriksaan thrombosit, Ig G ,Ig M leukosit, untuk mengetahui ada tidaknya virus DBD, hb,test widal untuk melihat gejala typus, pemeriksan malaria.Dan hasilnya cukup mengagetkan karena anak ku ternyata terkena demam berdarah. Aku segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak dan anakku diberikan obat anti virus serta obat lain yang berhubungan dengan penyakitnya dokter kemudian juga memberikan rujukan rawat inap di rumah sakit untuk berjaga-jaga kalau  keadaan anakku mengkhawirkan.Oleh karena jumlah trombosit anakku masih berkisar diangka 104.000 aku kemudian mencoba memberanikandiri untuk merawat anakku dirumah saja.Sebenarnya pada penyakit demam berdarah adalah jangan sampai tubuh kekurangan cairan karena virus tersebut dapat menyebabkan tubuh sangat kekurangan cairan.Aku beserta suami kemudian semalaman begadang untuk selalu memberikan minuman sari kurma yang diencerkan dalam segelas air hangat kepada anakku ditambah obat anti virus dan lainnya yang diberikan oleh dokter.Beruntung anakku tidak mengalami kesulitan dengan makan dan minumnya sehingga alhamdulillah ini jg mempercepat proses pemulihannya.Tidak lupa aku jg senantiasa mengukur suhu panasnya. Panasnya memang naik turun karena salah satu gejala DBD adalah panas yang naik turun.Aku jg berkonsultasi lwt telp dengan dr spesialis. Dokter sempat khawatir dengan keadaan anakku mengingat berat badan anakku yang cukup berat  dgn usia 9 thn 10 bln bbnya 43 kg,beliau kemudian membuat rujukan kembali ke laboratorium . Kami kemudian melakukan pemeriksaan laborotorium kembali dan alhamdulillah trombositnya mengalami kenaikan menjadi sekitar 236.000 setelah kami merawatnya kurang lebih 5 hari dirumah.Alhamdulillah Ya Allah atas perkenanMu anakku sekarang sudah bersekolah kembali , bermain, berenang dan tertawa ceria. Tak ada kebahagiaan seorang ibu selain melihat senyum polos sang buah hati.

untuk para ibu yang penuh kasih sayang

Sering pertanyaan muncul dibenakku tentang bentuk kasih sayang seorang ibu terhadap buah hatinya terutama bagi putri kecilnya yang beranjak remaja dan kemudian menjadi dewasa.Betapa sering aku menyaksikan seorang ibu dengan aurat tertutup rapat menggandeng putri remajanya dengan penuh kasih sayang dan kebanggaaan dimana sang putrinya dengan pakaian yang 180 derajat atau mungkin 360 derajat berbeda dari sang ibu.Tidakkah sang ibu memikirkan apa yang akan ditanyakan kelak oleh Sang Pemilik Putri tersebut kepadanya?. Aku dan para ibu-ibu lainnya dimuka bumi hanyalah tempat penitipan anak dari SangPemilikNya. Sebagai orang dipercaya oleh Sang Khalik untuk menjaga titipanNya sudahkah kita para ibu menjaga dan memelihara sebaik-baiknya titipan tersebut untuk dimintai pertanggung jawabannya di akhirat nanti .Kadang lidah ini terasa gatal untuk menanyakan mengapa sang putrinya tidak disuruh untuk menutup auratnya dan jawaban yang aku dapatkan sungguh sangat menakjubkan yakni terserah dari si putrinya.Sungguh sangat ironis seorang ibu yang seharusnya mengarahkan, membimbing, mendidik putrinya terutama untuk akhiratnya kelak harus tunduk dan patuh kepada kemauan putrinya.Apakah itu yang dinamakan kasih sayang ?. Bukankah kalau kita menyayangi dan mencintai mereka   kita juga  memikirkan bagaimana putri kita di akhirat kelak.Bukankah seorang wanita muslim yang telah akil baliq diwajibkan utuk menutup auratnya?. Sudahkah kita para ibu mengajarkan kepada para putri kita keharusan tersebut?.

Sebuah Perenungan

          Tanda-tanda cinta kepada Allah tidaklah mesti dilihat dari banyaknya amal ibadah lahiriah yang dilakukan,tetapi juga dari perenungan yang dilakukan terus menerus dan merasakan kesendirian dalam kesunyian.Kala orang lain melihat sang pencinta Allah,ia tidak melihat mereka;ketika ia dipanggil,ia tidak mendengar panggilan itu;ketika musibah menimpa dirinya ia tidak bersedih,dan ketika keberhasilan nampak didepan matanya ia tidak gembira.Ia tidak takut kepada siapapun,tidak menaruh harapan kepada siapapun (kecuali kepada Allah).
         Berbuatlah seolah-olah tidak ada siapapun dimuka bumi ini kecuali engkau sendiri dan tidak ada siapapun dilangit kecuali Allah.Semua perbuatan akan dibimbing dengan pengetahuan.dan pengetahuan yang benar datang melalui cahaya kepastian,yang dengannya Tuhan menerangi hati hambaNya,sehingga ia melihat alam ruhani,dan dengan kekuatan cahaya itu semua tirai yang terdapat diantara dirinya dengan dunia itu terbuka hingga akhirnya melalui cahaya itu pula ia berhasil mengetahui Tuhan.( Abu 'Abdullah A.bin 'Ashim al-Anthaki /220H/835 M, dikutip dari kumpulan puisi para sufi dari buku Kala Tuhan Jatuh Cinta Karya Dr. Margaret Smith,M.A.)